BeliPoster Keluarga Baharun, Foto Habib Zein Baharun, Habib Segaf, Habib di Cikal Cahya Pamungkasa. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo Tokopedia Care. Kategori. Masuk Daftar. meja kayu tempered glass iphone 11 new Begitupundengan Habib Hasan bin Ahmad Baharun, konsep dakwah ia tidak jauh Keluarga BesarAl-Hasaniyah, Biografi Sang Murobbi Abuya Al-Ustadz Al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun gil: Ikatan Alumni Dalwa Al-Hasaniyah, 2012), 6. 5. Ismail, Wawancara, Bangil, 15 September 2015 . Berikutini adalah profil salah satu ulama dari Cirebon Jawa Barat yakni Buya Yahya pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon HabibHasan Baharun; Habib Segaf Baharun; Habib Husein bin Hasan baharun; Habib Ali bin Hasan Baharun; Ustadz Ismail Ayyub; Jika ada kebaikan dan pahala dalam penulisan teks khutbah ini semoga bisa menjadi amal jariah untuk orang tua, keluarga dan Para Guru, terima kasih banyak sudah share. Saya kumpulkan teks khutbah ini juga secara khusus Terkenaldengan kemahirannya berbahasa Arab, Al Habib Hasan bin Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar bin Hasan Baharun lahir di Sumenep 11 Juni 1934 M. beliau merupakan putra pertama dari empat bersaudara. Ayah beliau adalah Al Habib Ahmad bin Husein dan ibu beliau adalah Fatimah binti Ahmad Bachabazy. Keluargaustadz Hasan Baharun dikenal sebagai keluarga yang ramah dan suka membantu siapa saja. Sebelum Habib Hasan Baharun Wafat, beliau juga selalu menasehati santri-santrinya untuk selalu berbicara bahasa arab dengan niat mengikuti (ittiba') dan meneruskan bahasa yang keluar dari mulut Nabi Muhammad SAW. mQVxc. Nama beliau mungkin tidak begitu asing di telinga kita, tapi masih banyak orang yang belum mengenal beliau Habib Hasan jika kita mendengar nama Habib Hasan Baharun tentu kita akan teringat satu sosok ulama yaitu Habib Segaf Baharun. Beliau tidak lain adalah putera ke 2 dari Habib Hasan ini adalah Biografi Habib Hasan Baharun pendiri Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah Raci - Bangil, Pasuruan, Jawa Hasan Baharun lahir di Madura, temptnya di Kabupaten Sumenep pada 11 juni 1934 merupakan putra pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Habib Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar Baharun dengan Fathmah binti dan kesederhanaan Habib Hasan Baharun telah ditanamkan oleh kedua orang tuanya hingga mengantarkan Habib Hasan Baharun menjadi sosok yang berakhlak tinggi dan pribadinya dipenuhi sifat-sifat Habib Hasan BaharunHabib Hasan Baharun menempuh pendidikan dasar di Madrasah Makarimal Akhlak, Sumenep - Madura. Selain menempuh pendidikan di Madrasah, habib Hasan Baharun juga berguru kepada kakek dan paman-paman belian yaitu Ustadz Ahmad bin Muhammad Bakhabazi, Ustadz Ustman bin Ahmad Bakhabazi dan Umar bin Ahmad menyelesaikan pendidikan dasar di Madrasah. Habib Hasan Baharun melanjutkan pendidikan beliau ke PGA Pendidikan Guru Agama di Sumenep hingga kelas Habib Hasan Baharun melanjutkan pendidikan beliau ke sekolah menengah SMEA di Surabaya, Habib Hasan Baharun juga berguru kepada Habib Umar Ba' Hasan Baharun sejak usia remaja telah menjadi seorang aktivis gerakan keislaman. Beliau aktif di Persatuan Pelajar Indonesia PPI dan Pandu Fatah Al-Islam di Habib Hasan BaharunLulus dari sekolah menengah SMEA, Habib Hasan Baharun mengikuti ayahnya berdakwah dan sembari berdagang ke Pulau ustadz Hasan Baharun dikenal sebagai keluarga yang ramah dan suka membantu siapa ada orang yang tidak mampu membayar hutangnya, maka beliau menganjurkan kepada orang yang berhutang untuk membayar semampunya, bahkan tak jarang beliua membebaskanseluruh hutang-hutang orang yang berhutang kepada tahun 1966, Habib Hasan Baharun merantau ke Pontianak dan mulai berdakwah dari satu desa ke desa yang selama Habib Hasan Baharun berdakwah selalu membawa seperangkat pengeras suara agar tidak merepotkan masyarakat dan kebetulan saat itu alat pengeras suara masih sangat juga membawa tabir kain pemisah untuk menghindari terjadinya ikhtilat pencampuran antara laki-laki dan perempuan dalam setiap pertemuan yang beliau berdakwah, Habib Hasan Baharun juga aktif di partai Nahdlatul Ulama pada waktu itu.Habib Hasan Baharun dikenal sebagai juru kampanye jurkam yang berani dan tegas dalam menyampaikan kebenaran. Sehingga pada suatu cerita beliau diperiksa dan ditahan oleh aparat keamanan karena hal saat itu masyarakat yang mengetahui bahwa beliau ditahan oleh aparat keamanan, berniat akan melakukan demonstrasi besar-besaran apabila beliau tidak jaminan dan bantuan salah satu paman nya, akhirnya Habib Hasan Baharun tahun 1970 atas permintaan dan perintah dari ibunda beliau, Habib Hasan Baharun pulang ke Habib Hasan Baharun masih sempat berdakwah ke Pontianak, mengajar bahasa arab di Pesantren Gondanglegi Malang, mengajar di pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, Salafiyah Asy-Syafi’iyah Asembagus, Situbondo, Langitan Tuban dan Pondok Pesantren Hasan Baharun biasa dipanggil Ustadz Hasan atau Abuya Hasan oleh para murid-murid beliau. - Baca Kecintaan Habib Hasan Baharun Terhadap Bahasa kita semua dapat mengambil hikmah dari Biografi Habib Hasan Baharun diatas. Amin Share Pesantren Darullughah wad Da'wah PP Dalwa adalah peninggalan Habib Hasan Baharun yang tak ternilai untuk kemajuan pendidikan Islam. Dari sini telah melahirkan banyak ulama yang mendakwah Islam ke berbagai kawasan. Guru Besar Universitas Ibrahimy Jawa Timur Prof Habib Muhammad Baharun menjadi saksi kegigihan Abuya Habib Hasan Baharun. "Saya sendiri pada awal perintisan Dalwa mengajar di sekolah tinggi, ikut membidani berdirinya STAI Dalwa yang lalu jadi IAI. Abuya Habib Hasan Baharun itu adalah seorang da'i dan pejuang pendidikan pesantren yang ulet," kata Prof Baharun kepada Republika, beberapa hari lalu. Sebelum berdirinya pesantren Dalwa, Habib Hasan Baharun memang telah malang melintang dalam dunia dakwah. Sejak muda, ulama kelahiran Sumenep, 11 Juni 1934, itu telah berdakwah ke daerah pelosok di Kalimantan. Bahkan, ia pun membawa semangat dakwahnya ketika terjun aktif berpolitik. Sempat kembali ke tanah kelahirannya dan berdakwah di Madura, Habib Hasan kembali merantau dan mengajar di sejumlah pondok pesantren, seperti Sidogiri, Pasuruan, Pesantren Salafiyah asy Syafi'iyah Asembagus Situbondo, dan Pesantren Langitan Tuban. Hingga kemudi an pada 1981, bertempat di rumah kontrakannya di Bangil, Pasuruan, Habib Hasan dibantu sejumlah keluarga dan kerabat mengajar beberapa orang santri. "Bermodal keikhlasan, keuletan, dan ketawadhuan, akhir 1981 mendirikan ponpes di rumah kontrakan Bangil dengan santri 26 orang. Dengan kesabaran mendidik dan ketulusan, dia mencetak karakter santri yang mumpuni dan mandiri," kata Prof Baharun. Habib Hasan Baharun pun mendapat kepercayaan masyarakat hingga santri bertambah. Habib Hasan Baharun mendapat petunjuk dari Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al Hasani untuk mengembangkan pesantren. Hingga kemudian Pesantren Dalwa pun berdiri tepatnya di Raci, Bangil, Pasuruan. Jumlah santri pada waktu itu sebanyak 186 orang yang terdiri atas 142 putra dan 48 putri. Habib Hasan Baharun wafat pada 8 Shafar 1420 H atau 23 Mei 1999. Pesantren Dalwa kemudian diasuh oleh putranya, yakni Habib Zain bin Hasan Baharun, yang merupakan murid asuhan Almarhum Abuya Sayid Muhammad, Habib Segaf Baharun, dan Habib Ali Baharun. Hingga saat ini, lahan yang ada terus berkembang dan telah hampir terisi penuh oleh bangunan sarana pendidikan dan asrama santri. "Abuya ini selain sebagai pendidik yang kuat, beliau seorang da'i dan penulis. Buah penanya ada belasan judul, khususnya buku-buku pelajaran bahasa Arab dan agama," katanya. Salah satu judul bukunya yang best seller adalah Bahasa Dunia Islam diterbitkan Pustaka Assegaf Surabaya, sudah cetak ulang puluhan kali dan jadi referensi buku bahasa Arab di banyak pesantren. "Buku-buku tersebut sengaja dijual murah agar terjangkau para santri dan royaltinya untuk pembangunan pesantren," katanya. Pesantren Dalwa pun berhasil mewujudkan ke mandirian ekonomi pesantren dengan mengembangkan sejumlah unit usaha, mulai dari hotel, toko serba-ada, usaha roti, katering. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption caption="Sosok yang berakhlaq dan bersahaja"][/caption]A. Sejarah Kelahiran dan Silsilah Ust. Hasan BaharunAl Habib Hasan Baharun lahir di Sumenep pada tanggal 11 Juni 1934 dan merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari Al Habib Ahmad bin Husein dengan Fathmah binti Ahmad silsilah dzahabiyah yang mulia dari beliau adalah Al Habib Hasan Bin Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar Bin Baharun B. Sejarah Masa Kanak-kanak Ust . Hasan Baharun Sejak kecil kedisiplinan dan kesederhanaan telah ditanamkan oleh kedua orang tua beliau sehingga mengantarkannya tumbuh menjadi sosok pribadi yang mempunyai akhlaq dan sifat yang Sejarah Pendidikan Ust. Hasan BaharunPendidikan agama selain diperoleh dari bimbingan kedua orang tuanya ia dapatkan dari Madrasah Makarimul Akhlaq Sumenep dan dari kakeknya yang dikenal sebagai ulama besar dan disegani di Kabupaten Sumenep yaitu Ustadz Achmad bin Muhammad Bachabazy. Setelah kakeknya meninggal dunia beliau menimba ilmu agama dari paman-pamannya sendiri yaitu Ust. Usman bin Ahmad Bachabazy dan Ust. Umar bin Ahmad Bachabazy. Semangat belajar Ust. Hasan Baharun sejak kecil memang dikenal rajin dan ulet, bahkan apabila bulan Ramadhan tiba beliau belajar semalam suntuk, mulai sehabis tadarrus sampai menjelang shubuh. Beliau belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama khususnya ilmu fiqih serta menjadi murid kesayangan Al-Faqih Al-Habib Umar Ba’aqil pendidikan agama beliau juga menuntut pendidikan ilmu umum mulai dari Sekolah Rakyat SR / setingkat SD, Pendidikan Guru Agama PGA 6 tahun dan hanya sampai di kelas 4 karena pindah dan melanjutkan ke SMEA di Masa Remaja dan Pengalaman Organisasi Ust. Hasan Baharun Semasa remaja beliau senang berorganisasi baik Remaja Masjid ataupun organisasi lainnya seperti Persatuan Pelajar Islam PII bahkan beliau pernah diutus untuk mengikuti Muktamar I PII se-Indonesia yang diselenggarakan di Semarang. Dan pernah menjabat Ketua Pandu Fatah Al Islam di Sumenep. beliau aktif pula di partai politik yaitu Partai NU Nahdlatul Ulama dan menjadi jurkam yang dikenal berani dan tegas menyampaikan kebenaran. Dan di Pasuruan menjabat sebagai Ketua Majlis Ulama Indonesia MUI sampai akhir hayat Perjalanan dan Konsep Dakwah Ust. Hasan BaharunSetelah menamatkan sekolah beliau sering mengikuti ayahnya ke Masalembu untuk berda’wah sambil membawa barang dagangan. Keluarga Ustadz Hasan pada saat itu dikenal ramah dan ringan tangan, apabila ada orang yang tidak mampu membayar hutangnya disuruh membayar semampunya bahkan dibebaskan. Sifat-sifat inilah yang diwarisi beliau yang dikenal apabila berdagang tidak pernah membawa untung karena senantiasa membebaskan orang-orang yang tidak mampu pada waktu berkeliling menjajakan dagangan beliau dikenal suka membantu menyelesaikan permasalahan dan konflik yang terjadi dimasyarakat serta senantiasa berusaha mendamaikan orang dan tokoh-tokoh masyarakat yang tahun 1966 beliau merantau ke Pontianak berda’wah keluar masuk dari satu desa ke desa yang lainnya dan melewati hutan belantara yang penuh lumpur dan rawa-rawa namun dengan penuh kesabaran dan ketabahan semua itu tidak dianggapnya sebagai rintangan . Dengan penuh kearifan dan bijaksana dikenalkannya dakwah Islam kepada orang-orang yang masih awam terhadap Islam. Dan alhamdulillah dakwah yang beliau lakukan mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat ataupun tokoh-tokoh lainnya. Di setiap daerah yang beliau masuki untuk berdakwah beliau senantiasa bersilaturahmi terlebih dajhulu kepada tokoh masyarakat dan ulama/kyai setepat untuk memberitahu sekaligus minta izin untuk berdakwah di daerah tersebut sehingga dengan budi pekerti, akhlaq dan sifat-sifat yang terpuji itulah masyarakat beserta tokohnya banyak yang simpati dan mendukung terhadap dakwah yang beliau waktu melakukan dakwah beliau senantiasa membawa seperangkat peralatan pengeras suara Loadspeaker/Sound System yang pada saat itu memang masih langka di Pontianak sehingga dengan hal itu tidak merepotkan yang punya hajat/mengundangnya untuk mencari sewaan pengeras suara. Dan tak lupa pula beliau membawa satir/tabir untuk menghindari terjadinya ikhtilat percampuran antara laki-laki dan perempuan dan perbuatan maksiat/dosa lainnya yang akan menghalang-halangi masuknya hidayah Allah SWT., sedangklan pahala dakwah yang beliau lakukan belum tentu diterima Allah yang beliau lakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dijadikan sarana pendekatan untuk berdakwah kepada masyarakat. Kedermawanan dan belas kasihnya kepada orang yang tidak mampu menyebabkan dagangannya tidak pernah berkembang karena keuntungannya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu serta membebaskan orang yang tidak mampu membayarnya. Selain itu pula beliau mempunyai keahlian memotret dan cuci cetak film yang beliau gunakan pula sebagai daya tarik dan mengumpulkan massa untuk didakwahi, karena pengambilan hasil potretan yang beliau lakukan sudah ditentukan waktunya, sehingga aabila mereka sudah berkumpul sambil menunggu cuci cetak selesai waktu menunggu tersebut diisi dengan ceramah dan tanya jawab masalah berdakwah beliau aktif pula di partai politik yaitu Partai NU Nahdlatul Ulama dan menjadi jurkam yang dikenal berani dan tegas di dalam menyampaikan kebenaran sehingga pada saat itu sempat diperiksa dan ditahan. Namun pada saat itu masyarakat akan melakukan demonstrasi besar-besaran apabila beliau tidak segera dikeluarkan dan atas bantuan pamannya sendiri yang saat itu aktif di Golkar membebaskan beliau dari tahanan. Dan tak lama setelah kejadian tersebut, sekitar tahun 1970 atas permintaan dan perintah dari ibundanya, beliau pulang ke Madura dan disuruh untuk berdakwah di Madura atau di Pulau Jawa saja. Namun karena kegigihan beliau selama 2 tahun masih tetap aktif datang ke Pontianak untuk berdakwah walaupun telah menetap di Jawa tahun 1972 beliau mengajar di Pondok Pesantren Gondanglegi Malang mengembangkan Bahasa Arab, sehingga pondok Gondanglegi pada saat itu terkenal maju dalam bidang Bahasa Arabnya. 1 2 3 4 5 Lihat Humaniora Selengkapnya